Eugenio Barba mendefinisikan
dramaturgi sebagai akumulasi aksi yang tidak terbatas pada gerakan-gerakan
aktor, tetapi juga meliputi aksi-aksi yang terkait dengan adegan-adegan, musik,
cahaya, vokal aktor, efek suara, dan objek-objek yang dipergunakan dalam
pertunjukan. Lebih jauh dikatakan oleh Barba bahwa dramaturgi hanya bisa
diidentifikasi dari suatu teks tertulis otonom (teks drama) dan proses
pertunjukan teater yang melibatkan para karakter.
Dramaturgi adalah seni komposisi
dramatis dan representasi dari unsur-unsur utama dari drama di atas
panggung. Kata Dramaturgi diciptakan oleh Gotthold Ephraim
Lessing. Dramaturgi adalah praktek yang berbeda yang terpisah dari
bermain, menulis dan mengarahkan, meskipun individu dapat melakukan kombinasi
dari ketiganya. Beberapa drama menggabungkan menulis dan dramaturgi digunakan
saat membuat sebuah drama. Lainnya bekerja dengan spesialis, yang disebut
dramaturgi, untuk mengadaptasi sebuah karya untuk panggung.
Dramaturgi juga dapat didefinisikan
secara lebih luas, seperti membentuk cerita kedalam bentuk yang dapat
bertindak. Dramaturgi memberikan pekerjaan
atau kinerja
struktur. Dari tahun 1767 sampai 1770 Lessing menulis dan menerbitkan
serangkaian kritik berjudul Dramaturgi Hamburg (Hamburgische Dramaturgie). Ini
bekerja dianalisis, dikritik dan berteori teater Jerman, dan membuat Lessing
menjadi bapak Dramaturgi modern.
Dramaturgi adalah eksplorasi komprehensif
konteks dimana drama itu berada. Dramaturgi adalah sebuah pengalaman fisik,
sosial, politik, dan ekonomi dimana aksi terjadi, psikologis dasar-dasar dari
karakter, ekspresi metafora berbagai permainan keprihatinan tematik, serta atas
pertimbangan teknis bermain sebagai bagian dari tulisan: struktur, ritme,
aliran, bahkan pilihan kata sendiri.
Dramaturgi institusional dapat
berpartisipasi dalam berbagai tahapan produksi bermain termasuk casting
dari drama itu, menawarkan kritik inhouse produksi-kemajuan, dan
menginformasikan direktur, para pemain dan penonton tentang sejarah bermain dan
pentingnya saat ini. Di Amerika, jenis dramaturgi ini kadang-kadang
dikenal sebagai Production Dramaturgy. Kelembagaan atau dramaturgi
produksi dapat membuat file bahan tentang sejarah sebuah drama atau konteks
sosial, mempersiapkan catatan program, memimpin pasca-produksi diskusi, atau
menulis panduan belajar untuk sekolah dan kelompok. Tindakan ini dapat
membantu direktur dalam mengintegrasikan kritik tekstual dan akting,
teori kinerja, dan penelitian sejarah ke produksi sebelum membuka. Dramaturgi
juga dapat disebut tari dan seni pertunjukan pada umumnya. Beberapa contoh
adalah:
Heidi Gilpin, yang menerjemahkan ide
linguistik-matematis atau ilmiah menjadi pemahaman yang menawarkan landasan
bersama yang memfasilitasi interaksi antara dia dan terkenal di dunia
koreografer Forsythe.
Andre Lepecki hadir selama proses
latihan keseluruhan dan menawarkan umpan balik untuk Meg Stuart luar studio,
bermain bagian dari saksi dalam proses kreatif.
Hildegard De Vuyst adalah penonton
pertama, memperkuat dan mengembangkan momen material. Bojana Cvejic, yang
dramaturgi Xavier Le Roy, melihat dirinya sebagai seseorang yang menciptakan
kondisi untuk pekerjaan, oleh karena itu fasilitator proses.
Karena dramaturgi didefinisikan
secara umum dan fungsi dari dramaturgi dapat bervariasi dari produksi untuk
produksi, masalah hak cipta mengenai hal itu di Amerika Serikat memiliki batas
yang sangat jelas.
Pada tahun 1996, ada perdebatan didasarkan
pada pertanyaan tentang sejauh mana dramaturgi dapat mengklaim kepemilikan
produksi, seperti kasus Jonathan Larson, penulis Sewa musik dan Lynn Thomson,
yang dramaturgi pada produksi. Thomson menyatakan bahwa ia adalah co-author
dari pekerjaan dan bahwa dia tidak pernah ditugaskan, lisensi atau mengalihkan
haknya. Dia meminta agar pengadilan menyatakan dia co-penulis Sewa dan
memberikan 16% nya saham penulis dari royalti. Meskipun ia membuat
klaimnya hanya setelah pertunjukan menjadi hit Broadway, kasus ini bukan tanpa
preseden. Misalnya, 15% dari royalti dari Angels in America pergi ke
dramaturgi dramawan Tony Kushner. Pada tanggal 19 Juni 1998, Amerika
Serikat Pengadilan Banding untuk Sirkuit Kedua menegaskan putusan pengadilan
asli bahwa Thompson tidak berhak dikreditkan dengan co-kepengarangan
Sewa dan bahwa dia tidak berhak untuk royalti. Kasus ini
akhirnya diselesaikan di luar pengadilan dengan Thomson menerima undisclosed
sum setelah dia mengancam untuk menghapus materinya dari produksi.
Dramaturgi adalah ajaran tentang
masalah hukum, dan konvensi/persetujuan drama. Kata drama berasal dari bahasa
Yunani yaitu dramoai yang berarti berbuat, berlaku, beraksi, bertindak
dan sebagainya, dan “drama” berarti: perbuatan, tindakan. Ada orang yang
menganggap drama sebagai lakon yang menyedihkan, mengerikan, sehingga dapat
diartikan sebagai sandiwara tragedi.
Arti Drama:
* Arti pertama: Drama adalah
kualitas komunikasi, situasi, action (segala apa yang terlintas dalam
pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan
pada pendengar/penonton.
* Arti kedua: Menurut Moulton, drama
adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented action). Jika
buku roman menggerakan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan
manusia diekspresikan secara langsung dimuka kita sendiri.
- Menurut Brander Mathews konflik
dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama
- Menurut Ferdinand Brunetierre
drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action.
- Menurut Balthazar Verhagen drama adalah
kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak.
* Arti ketiga: Drama adalah cerita
konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan
menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton.
Dramaturgi berasal dari bahasa
Inggris dramaturgy yang berarti seni atau tekhnik penulisan drama dan
penyajiannya dalam bentuk teater. Berdasar pengertian ini, maka dramaturgi
membahas proses penciptaan teater mulai dari penulisan naskah hingga
pementasannya. Harymawan (1993) menyebutkan tahapan dasar untuk mempelajari
dramaturgi yang disebut dengan formula dramaturgi.
Yang dimaksud dengan formula
dramaturgi atau 4M adalah :
1 : Mengkhayalkan
Disini untuk pertama kali manusia/pengarang mengkhayalkan kisah: ada
inspirasi-inspirasi, ide-ide.
2 : Menuliskan
Pengarang menyusun kisah yang sama untuk kedua kalinya, pengarang menulis
kisah.
3 : Memainkan
Pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action).
Disini aktor dan aktris yang bertindak dalam stage tertentu.
4 : Menyaksikan
Penonton menyaksikan kisah yang sama untuk keempat kalinya.
Dalam buku 'The First Six Lesson' Richard Bolelavski menulis ada enam unsur
seorang mampu berperan di atas panggung, yakni :
1. Konsentrasi
Adanya penguasaan diri akan
pemusatan kekuatan rohani, pikiran dan emosi
2. Ingatan
Emosi
Proses mengulang segala peristiwa masa lalu, kejadian yang terlewat.
Pengalaman pribadi itu dihadirkan untuk menunjang ransangan daya cipta.
3. Pembangunan
Watak
Pembinaan emosi menuju klimaks untuk
mengungkapkan susasana dramatis.
4. Laku
Dramatik
Diharapkan aktor dapat menumpahkan
segenap kemampuannya.
5. Observasi
atau pengamatan
Dapat dikatakan bahwa yang ada disekeliling kehidupan ini adalah suatu
objek yang perlu diamati.
6. Irama
Adanya keteraturan yang dapat diukur oleh perubahan segala macam unsur yang
terkandung dalam seni peran. Perubahan-perubahan itu dapat memberikan
rangsangan estetik.
Pengertian sederhananya, dramaturgi adalah alur emosi dalam sebuah cerita.
Ada yang mengistilahkan dengan naik-turunnya plot, atau naik-turunnya alur
cerita, atau sesuai dengan kata dasarnya “drama – dramatik” dapat diartikan
dramaturgi adalah naik turunnya sensasi dramatik dalam sebuah cerita.
Istilah dramaturgi kental dengan pengaruh drama atau teater atau
pertunjukan fiksi diatas panggung dimana seorang aktor memainkan karakter
manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan
dari tokoh tersebut dan mampu mengikuti alur cerita dari drama yang disajikan.
Dalam Dramaturgi terdiri dari Front stage (panggung depan)
dan Back Stage (panggung belakang). Front Stage
yaitu bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi
pertunjukan. Front stage dibagi menjadi 2 bagian, Setting yaitu
pemandangan fisik yang harus ada jika sang aktor memainkan perannya, dan Front
Personal yaitu berbagai macam perlengkapan sebagai pembahasa perasaan dari
sang aktor. Front personal masih terbagi menjadi dua bagian,
yaitu ‘penampilan’ yang terdiri dari berbagai jenis barang yang
mengenalkan status sosial aktor, dan ‘gaya’ yang berarti mengenalkan
peran macam apa yang dimainkan actor dalam situasi tertentu.
Back stage (panggung belakang) yaitu ruang dimana disitulah
berjalan skenario pertunjukan oleh “tim” (masyarakat rahasia yang mengatur
pementasan masing-masing aktor).
Penonton yang merupakan salah satu bagian dari drama dapat lebih menikmati
pertunjukan yang kita lakukan perlu adanya beberapa aturan yang harus dilakukan
oleh para pelaku pementasan sekaligus menjadi ruang lingkup kajian dalam ilmu
dramaturgi. Adapun aturan-aturan tersebut :
a.
Vokal
Pelafalan kata agar dapat didengar oleh penonton dan kapasitas suara harus
benar-benar maksimal sehingga dapat didengar oleh seluruh penonton yang hadir
dalam gedung pementasan tersebut.
b.
Artikulasi
Kejelasan lafal AIUEO
c.
Diksi
Cara penggunaan suara atau kata
d.
Mimik
Perubahan bentuk muka berdasar karakter, suasana hati, sikap, sifat yang
harus sesuai dengan lakon yang dimainkan.
e.
Gestur
Pengolahan tubuh atau sering disebut olah tubuh dengan cara menggerakkan
f.
Balance
Mengatur benda mati atau hidup yang disusun berdasarkan naskah dan
membuatnya enak dipandang tanpa harus berat sebelah.
g.
Blocking
Mengarah kepada komposisi karena mengatur para actor supaya lebih enak
dilihat tanpa harus membelakangi penonton atau pemain lainnya.
h.
Komposisi
Mengatur letak properti dan kedudukan aktor.
i.
Proyeksi
memproyeksikan gerakan kepada penonton agar dapat
ditangkap dengan baik.
j.
Acting
Hal yang harus dipunyai oleh actor/actris
k.
Emosi
Permainan dengan memainkan emosi saat pementasan.
l.
Penghayatan
Hal yang sangat wajib dipunyai para pamain.
m.
Ekspresi
Pengungkapan oleh aktor.
n.
Improvisasi
Perbuatan tiba-tiba yang dilakukan di panggung tanpa
melihat naskah yang beda , dilakukan saat actor lupa bagian naskah yang
dimainkan, dll.
Dari sekian hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah drama yang baik
harus mengikuti hukum-hukum yang mengatur pemantasan yang disebut dengan
dramaturgi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar