torehan karya-karya ku dalam rangk berltih tulis menulis baik yang berupa karya satra, islami, kenangan-kengan ku, Selamat membaca :)
Selasa, 10 Juni 2014
Selasa, 03 Juni 2014
Inikah sesungguhnya kamu???
Inikah caramu membenarkan
ucapanmu “aku tidak mau mengganggu kuliah kamu, aku pengen kamu lulus kuliah
dulu, baru kemudian kamu mengenalkan aku kepada orang tuamu”.
Jika dirimu berkata
demikian, aku pun juga bisa menjawabnya “apa??? Inikah alasanmu?? Jika memang
iya. Kenapa ada wanita itu saat amu ingin melepaskan ku?? Apakah kamu sudah
lama bosan denganku dan mencari wanita yang lebih sempurna dariku tas
parasnya??? Ok fine, cantik itu relatif mas bro !!! ”, apakah kamu merasakan
kenyaman yang lebih dari wanita itu daripada denganku?? Apakah dia lebih bisa
menerima kamu menyayangi kamu dengan sunggu-sungguh yang lebih dari aku???
Semoga bukan karena harta yang kamu miliki sekarang, sehingga banyak wanita
yang inginkan kamu???
Di kesendiarianku ini,
bayanganmu melayang berlarian di khayalanku, dalam sujudku aku menyebut nama mu
agar dikau yang disana selalu dalm perlindungan Allah SWT.
Apa yang aku genggam tak
mudah untuk aku lepas, begitulah sepenggal syair yang meukiskan hatiku, iya.
Aku pernah memilikimu aku takkan udah melepaskan mu bahkan sampai detik ini 1
Mei 2014 aku belum rela melepaskan mu untuk yang lain, karena kamu pernah
berada diposisi teristimewa dihatiku, entah kapan aku bisa mengikhlaskan kamu,
untuk kebahagiaanmu dengan pilihan mu.
Hanya kata diatas yang mampu
menemaniku dalam kespianku yang merindukan mu.
1 Mei 2014 10:12 WIB
".". JODOHMU ADALAH CERMIN DIRIMU ."."
Jika sekarang kamu sedang MEMPERBAIKI DIRI..
INSYAALLAH Jodoh mu juga sedang
MEMPERBAIKI DIRInya..
Dan jika sekarang kamu sedang MENJAGA HATI..
INSYAALLAH Jodoh mu juga sedang MENJAGA HATInya..
Tetaplah istiqomah dalam PERUBAHAN..
Bukan untuk 'dia' tetapi untuk 'DIA'..
Percaya pada takdir ILLAHI..
Andai tiba masanya, kamu akan bertemu dengan JODOH mu juga..
Teruskan dalam menuju PERUBAHAN yang BAIK itu..
YA ALLAH..
Bahagiakanlah saudara/saudari kami yg akan menikah.
Semoga mereka mendapatkan pendamping yg shaleh atau shalehah dan jadi keluarga sakinah mawaddah warahmah..
Aamiin.
Minggu, 25 Mei 2014
Kamis, 15 Mei 2014
Sabtu, 10 Mei 2014
Teori Difusi Inovasi dari Everett M. Rogers
Ø Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun
1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva
Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya
menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekelompok orang
dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu
menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi
waktu.
Pada tahun 1962 Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “ Diffusion of Innovations “ yang selanjutnya buku ini menjadi landasan pemahaman tentang inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses di antara masyarakat.
Menurut Rogers, definisi difusi sebagai proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di anatar para anggota suatu sistem sosial (The Process by Which an innovation is Communicated Through Certain Channels Overtime Among The Members Of a Social System). Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan Komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling pertukaran informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam isi pesan itu terdapat ketermasaan (Newness) yang memberikan kepada difusi ciri khusus yang menyangkut ketidakpastian (Uncertainty). Ketidakpastian adalah suatu derajat di mana sejumlah alternatif dirasakannya berkaitan dengan suatu peristiwa beserta kemungkinan-kemungkinan pada alternatif tersebut. Derajat ketidakpastian oleh seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi.
Pada tahun 1962 Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “ Diffusion of Innovations “ yang selanjutnya buku ini menjadi landasan pemahaman tentang inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses di antara masyarakat.
Menurut Rogers, definisi difusi sebagai proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di anatar para anggota suatu sistem sosial (The Process by Which an innovation is Communicated Through Certain Channels Overtime Among The Members Of a Social System). Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru. Sedangkan Komunikasi didefinisikan sebagai proses di mana para pelakunya menciptakan informasi dan saling pertukaran informasi tersebut untuk mencapai pengertian bersama. Di dalam isi pesan itu terdapat ketermasaan (Newness) yang memberikan kepada difusi ciri khusus yang menyangkut ketidakpastian (Uncertainty). Ketidakpastian adalah suatu derajat di mana sejumlah alternatif dirasakannya berkaitan dengan suatu peristiwa beserta kemungkinan-kemungkinan pada alternatif tersebut. Derajat ketidakpastian oleh seseorang akan dapat dikurangi dengan jalan memperoleh informasi.
Ø Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah “an idea, practice, or object
perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang
dianggap/dirasa baru oleh individu). Dengan definisi ini maka kata perceived
menjadi kata yang penting karena pada mungkin suatu ide, praktek atau benda
akan dianggap sebagai inovasi bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian lainnya
tidak, tergantung apa yang dirasakan oleh individu terhadap ide, praktek atau benda
tersebut.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam
(a) proses pengambilan keputusan inovasi
(b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan
(c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi.
2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi
3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.
4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.
5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya terbatas.
Mengenai saluran komunikasi sebagai sarana untuk menyebarkan inovasi, Rogers menyatakan bahwa media massa lebih efektif untuk menciptakan pengetahuan tentang inovasi, sedangkan saluran antarpribadi lebih efektif dalam pembentukan dan percobaan sikap terhadap ide baru, jadi dalam upaya mempengaruhi keputusan untuk melakukan adopsi atau menolak ide baru.
Model Difusi Inovasi akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Contohnya adalah strategi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian Dan hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau produk, memerlukan proses difusi agar bisa diadopsi. Contoh, traktor agar petani bisa berpindah dari pola tradisional ke pola pertanian modern. Metode pembelajaran aktif agar guru berpindah dari metode pendidikan tradisional ke metode pendidikan modern. Kompor gas, agar para ibu rumah tangga, bahkan di pedesaan dapat berpindah dari pola kompor minyak atau kayu ke kompor gas. Semuanya membutuhkan proses difusi yang melibatkan teknik komunikasi tertentu agar dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu. Semua inovasi, memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sisi inovasinya itu sendiri maupun sistem sosial dimana inovasi tersebut akan diberlakukan. Oleh karena itu, pendekatan komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda satu sama lain.
Contoh yang lebih fenomenal adalah keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana, dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana Tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk.
D A F T A R P U S T A K A
1. Rogers, Everett M (1983), Diffusion of Innovation, The Free Press, A Division of Macmillan Publishing C., Inc. New York.
2. Onong Uchjana Effendy, M.A, Prof. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. CITRA ADITYA BAKTI, Bandung, 2003.
3. Sumber Lainnya.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam
(a) proses pengambilan keputusan inovasi
(b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan
(c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi.
2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi
3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.
4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.
5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya terbatas.
Mengenai saluran komunikasi sebagai sarana untuk menyebarkan inovasi, Rogers menyatakan bahwa media massa lebih efektif untuk menciptakan pengetahuan tentang inovasi, sedangkan saluran antarpribadi lebih efektif dalam pembentukan dan percobaan sikap terhadap ide baru, jadi dalam upaya mempengaruhi keputusan untuk melakukan adopsi atau menolak ide baru.
Model Difusi Inovasi akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Contohnya adalah strategi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian Dan hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau produk, memerlukan proses difusi agar bisa diadopsi. Contoh, traktor agar petani bisa berpindah dari pola tradisional ke pola pertanian modern. Metode pembelajaran aktif agar guru berpindah dari metode pendidikan tradisional ke metode pendidikan modern. Kompor gas, agar para ibu rumah tangga, bahkan di pedesaan dapat berpindah dari pola kompor minyak atau kayu ke kompor gas. Semuanya membutuhkan proses difusi yang melibatkan teknik komunikasi tertentu agar dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu. Semua inovasi, memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sisi inovasinya itu sendiri maupun sistem sosial dimana inovasi tersebut akan diberlakukan. Oleh karena itu, pendekatan komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda satu sama lain.
Contoh yang lebih fenomenal adalah keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana, dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana Tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk.
D A F T A R P U S T A K A
1. Rogers, Everett M (1983), Diffusion of Innovation, The Free Press, A Division of Macmillan Publishing C., Inc. New York.
2. Onong Uchjana Effendy, M.A, Prof. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. CITRA ADITYA BAKTI, Bandung, 2003.
3. Sumber Lainnya.
Minggu, 27 April 2014
`Renungan sore`
`Renungan sore`
Saat
kesetiaan mu terbalas oleh penghianatan, apa yang akan kamu lakukan??
Saat usahamu
di tak dihargai, apa yang akan kamu lakukan??
Saat
kepedulianmu tak dihiraukan, apa yang akan kamu lakukan??
Saat semua
usahamu tak dianggap apa-apa oleh orng lain, apa yang akan kamu lakukan??
Apakah kamu
akan marah-marah??
Apakah kamu akan membela diri dihadapan mereka??
Apakah kamu akan membiarkan mereka
yang tak menganggapmu???
Apakah jalan
terbaik hanya diam???
Mungkin iya,
Saat ku
terdiam, pikiranku melayang nan jauh berlarian entah tak berarah
Ketika diam
itu akn menjadi emas, maka itulah keputusan yang aku lakukan
Diam ku,
karena menahan sakit yang aku rasakan
Diam ku, tak
berarti pasrah pada keadaan
Karena ku
hanya ingin Tuhan yang tau
Iya, diam
itu akan tetap menjadi emas, ketika semua akan ku adu pada Mu Tuhanku
Tuhan, Kita
semua berbeda karena telah Engkau ciptakan demikian di lauhul mahfudz
Seperti yang
Engkau siratkan dalam kitab suci
By: Lilyc
Vereint
Semarang, 27
April 2014 15:46 WIB
Selasa, 22 April 2014
Apakah aku seorang motivator putus cinta??
بسم الله الرحمن الرحىم
Kurang lebih 2 bulan yang lalu aku putus dengan seseorang yang pernah aku sebut dia Pacarku lho, waktu itu memang kondisiku down,galau, sedih, merasa bahwa Allah itu tidak adil denganku rasanya aku tidak bisa menerima dengan takdir itu. Alhamdulillah hal seperti itu tidak berlarut-larut aku alami, ASAP aku memotivasi diriku untuk bisaa move on menata kembali mimipiku, menegja kembali target yang pernah tertunda, dengan sering bermunajat kepada Rabb,membaca kitab suciku(Al Qur’anul karim) dengan begitu aku merasa lebih mudah untuk bangkit, juga support dari teman-temanku yang selalu ada untuk aku. I’AM NOT ALONE
الله IS WITH ME, AND BEST FRIEND’S IS WITH ME
TOGETHER. Thank for all J J J.
Aku
punya seorang teman yang dia juga temennya seseorg yang pernah singgah dihatiku
dia namanya Idha, mungkin sekitar pertengahan bulan April ini dia putus dengan
pacarnya dia menjalani hubungan selama 2thun lebih beberapa bulan, yg sejak
bulan September 2013 dia menjalin hubungan jarak jauh yang bahasa kerennya LDR(Long
Distance Relationship), iya sama dengan yang pernah aku jalani beruntungnya
aku baru sebentar hanya 10 bulan 17 hari hehe walaupun sebenarnya critaku
tragis heheh yaa tapi sudahlah itu masa lalu tidak perlu diiangat. Aku kenal
Idha sejak tahun 2012 mungkin sudah lupa soalnya hehehe, sejak itu Kita sering
curhat-curhat mengenai hal apapun itu cinta,persahabat,pacar, keluarga, dll.
Waktu
dia cerita mengenai hubungan cintannya yang putus ditengah jalan, kaget sii iya
tapi biasa aja hehehe, aku berusaha menyemangatinya layaknya seorang motivator J. Aku seneng jika ada temenku
yang cerita sama aku entah itu hala apa saja, karena bagiku dia mu cerita
denganku berarti dia percaya sama aku, nyaman denganku dan suatu point yang
luar biasa buatku mendapat amanat kepercayaan dari mereka.
Aku
puya satu teman lagi yang lagi-lagi dia juga temennya si dia hahah gak usah
disebut yaa kan udah tau yang aku maksud siapa, namanya Subchi dia seumuran
dengan aku beda dengan Idha yang aku sama dia selisih 2 tahunanlah tapi
sifatnya masih seperti orang 20tahun hehehe. Back to Subchi awalnya aku
kenal dengan dia dari sosomed(Facebook) biasa kita pertama lumayan
sering chating, inbox segala macem, ketika dia tau bahwa aku sudah gak ada
hubungan spesial dengan temannya terlihat dia kaget dan mungkin gak bercaya
bahkan *lebay sedikit gak papa yaa?? Sejak itu kita jadi sering bertukan
informasi dan ujung-ujungnya jadi smsan, dia sring dicurhati dengan
temannya(mantan gueh) yang sebenarnya gak boleh diceritakan sama aku, emang
dasarnya kalo curhat sam orang itu ya [astia akan sampai pada orang yang
walaupun gk boleh tau (termasuk aku). Sekarang Subchi malah menjadi jembatan
antara aku dan mantan aku hehehe dia begitu brsemangat untuk menyatuka kembali
aku dan temannya, kalau aku sii oke oke saja hehehe slow down aja :D.
Sore
tadi 21 April justru Subchi yang cerita sama aku kalo dia udah putus sama
pacarnya, yaa sayang dehL sempet
tak godain km ikut-ikutan aku yaa?? Dia menjawabnya dengan cukup berwibawa
“bukan jodoh mungkin mbaa” s]dia lebih suka manggil aku mb padahal kita
seumuran Cuma aku lahir 2bulan lebih cepat dari dia, it’s ok no problem.
Walaupun
kalo dilihat dari wajahnya dia terliht dewasa,tingkat keagamaannya yang oke,
bijaksana, pokoknya cara berfikir dia lebih dewasa dari aku, karena yang
namanya orang baru putus cinta yaa sama aja down,galu,sedih pasca 1 minggu yang
lalu, I know what senses. sebisanya
aku mensupport dia agar segera move on, move away dari belenggu cinta dia sama
mantan kekasihnya lagi-lagi yang selayaknya seorang motivator Mr, Mario Teruh,
Mr,Bams banhkan bisa jadi seperti Mr, Darwito J J J
Itu
hanya sebagian contoh orang yang curhat sama aku akan perihal kisah cinta
mereka, tiada manusia yang sempurna begitu juga dengan aku aku pernah melawati
masa-masa seperti mereka.sekarang mungkin mereka berkata “ah kan Cuma ngomong
ya mudah gak menjalani/meresakan apa yang aku rasakan”. Karena sebenarnya yang
berhak untuk membahagiakan diri kita yaitu diri kita sendiri. Atas segala usaha
kita, kemudian kita pasrahkan atas semua usaha kita kepada Allah azza wa jalla.
Dari
pengalaman-pengalaman cerita teman-teman sahabat yang curhat sama aku, rasanya
aku seperti seorang konselor hihihi yang tugasnya mendengarkan,menanggapi tidak
harus memberikan solusi, karena sebenarnya solusi itu terletak pada diri mereka
yang mempunyai persoalan. Karena yang mereka butuhkan itu sebenarnya bukan
solusi tapi orang yang mau mendengarkan,membaca cerita mereka itu saja sudah cukup.
Apakah
saya sudah pantas disebut motivator putus cinta??? Hanya kalian yang dapat
menilaiku. Bhkan mungkin kalian jauh lebih hebat dari aku :) : ) :)
Semarang,
21 April 2014
Langganan:
Postingan (Atom)